Kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan pemikiran-pemikiran
kita sendiri. Kita bergantung kepada Tuhan (Paramatma) yang memberi kita semua
ingatan dari waktu ke waktu, yang kita perlukan untuk memahami segala
sesuatunya, dan kita juga bergantung kepada Paramatma untuk melakukan tindakan
fisik yang sebenarnya dalam menciptakan pemikiran-pemikiran. Kita sama sekali tidak
memiliki gagasan bagaimana melakukan hal itu, sebab diperlukan kemampuan setara
komputer untuk bisa melakukan tindakan fisik untuk menciptakan pemikiran-pemikiran.
Tahukah Anda seberapa banyak software dan daya komputasi yang
diperlukan oleh sebuah komputer untuk berdialog dengan penggunanya (manusia)?
Komputer itu harus mengakses kamus, instruksi grammar, instruksi komputasi,
instruksi bahasa, instruksi suara, instruksi pendengaran, dan masih banyak
lagi. Dan untuk bisa berdialog/berbicara dengan kita sebagaimana kita berbicara
dengan sesama manusia, komputer harus melakukan semua hal tersebut dalam
hitungan kurang dari sedetik. Bagaimanakah sesungguhnya sehingga kita bisa
menciptakan pemikiran-pemikiran yang selaras dan dapat memahami serta berpikir
atau berbicara secepat yang biasa kita lakukan, dengan mutlak tanpa usaha
sedikit pun dalam memahami dan menciptakan pemikiran-pemikiran dan kata-kata?
Semua itu bagaikan sebuah kekuatan gaib—dimana kekuatan gaib didefinisikan
sebagai sebuah efek yang tanpa penyebab yang jelas. Kita bukanlah penyebab bagi
apa yang kita alami.
Hanya karena pemikiran-pemikiran mengalir di dalam pikiran
kita tidak berarti bahwa diri kitalah sumber dari pemikiran-pemikiran tersebut
atau sumber dari pemahaman terhadap kata-kata, bahasa, tata bahasa dan
konsep-konsep. Bahkan, tahukah Anda bagaimana caranya menciptakan sebuah
pemikiran? Dapatkan Anda menjelaskan bagaimana Anda menciptakan atau mengendalikan
sebuah pemikiran? Pemikiran-pemikiran tersebut mengalir begitu saja di dalam
pikiran kita tanpa kita sendiri berbuat apa pun dalam hal menciptakan pemikiran-pemikiran
tersebut. Tidak ada yang lain selain Tuhan yang mengetahui bagaimana
menciptakan pemikiran. Anda hanya bisa mengalami adanya pemikiran-pemikiran
tersebut sambil Paramatma mengizinkan Anda berpikir bhw diri Anda lah yang
sedang mengendalikan dan secara gaib sedang menciptakan pemikiran-pemikiran
tersebut — itu semua sampai Anda siap untuk keadaan kesadaran-diri, maka
Paramatma mulai mengungkap sifat sejati pikiran sebagai paramatma-antaryami —
yakni Tuhan yang ada di dalam diri kita:
Śrīmad Bhāgavatam 3.26.28:
yad vidur hy aniruddhākhyaḿ
hṛṣīkāṇām adhīśvaram
śāradendīvara-śyāmaḿ
saḿrādhyaḿ yogibhiḥ śanaiḥ
Pikiran makhluk hidup dikenal dengan nama Sri Aniruddha,
pengendali tertinggi indera-indera. Dia memiliki wujud berwarna hitam kebiru-biruan
bagaikan sekuntum bunga padma yang mekar pada musim gugur. Dia ditemukan secara
perlahan-lahan oleh para yogi. (Aniruddha adalah nama lain Paramatma)
Bhagavad-gita 15.15:
sarvasya cāhaḿ
hṛdi sanniviṣṭo
mattaḥ smṛtir jñānam apohanaḿ ca
Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk. Ingatan,
pengetahuan dan pelupaan berasal dariku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar