Rabu, 14 September 2011

Tuhan yg Ada di dalam Diri Kita

Kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan pemikiran-pemikiran kita sendiri. Kita bergantung kepada Tuhan (Paramatma) yang memberi kita semua ingatan dari waktu ke waktu, yang kita perlukan untuk memahami segala sesuatunya, dan kita juga bergantung kepada Paramatma untuk melakukan tindakan fisik yang sebenarnya dalam menciptakan pemikiran-pemikiran. Kita sama sekali tidak memiliki gagasan bagaimana melakukan hal itu, sebab diperlukan kemampuan setara komputer untuk bisa melakukan tindakan fisik untuk menciptakan pemikiran-pemikiran.

Tahukah Anda seberapa banyak software dan daya komputasi yang diperlukan oleh sebuah komputer untuk berdialog dengan penggunanya (manusia)? Komputer itu harus mengakses kamus, instruksi grammar, instruksi komputasi, instruksi bahasa, instruksi suara, instruksi pendengaran, dan masih banyak lagi. Dan untuk bisa berdialog/berbicara dengan kita sebagaimana kita berbicara dengan sesama manusia, komputer harus melakukan semua hal tersebut dalam hitungan kurang dari sedetik. Bagaimanakah sesungguhnya sehingga kita bisa menciptakan pemikiran-pemikiran yang selaras dan dapat memahami serta berpikir atau berbicara secepat yang biasa kita lakukan, dengan mutlak tanpa usaha sedikit pun dalam memahami dan menciptakan pemikiran-pemikiran dan kata-kata? Semua itu bagaikan sebuah kekuatan gaib—dimana kekuatan gaib didefinisikan sebagai sebuah efek yang tanpa penyebab yang jelas. Kita bukanlah penyebab bagi apa yang kita alami.

Hanya karena pemikiran-pemikiran mengalir di dalam pikiran kita tidak berarti bahwa diri kitalah sumber dari pemikiran-pemikiran tersebut atau sumber dari pemahaman terhadap kata-kata, bahasa, tata bahasa dan konsep-konsep. Bahkan, tahukah Anda bagaimana caranya menciptakan sebuah pemikiran? Dapatkan Anda menjelaskan bagaimana Anda menciptakan atau mengendalikan sebuah pemikiran? Pemikiran-pemikiran tersebut mengalir begitu saja di dalam pikiran kita tanpa kita sendiri berbuat apa pun dalam hal menciptakan pemikiran-pemikiran tersebut. Tidak ada yang lain selain Tuhan yang mengetahui bagaimana menciptakan pemikiran. Anda hanya bisa mengalami adanya pemikiran-pemikiran tersebut sambil Paramatma mengizinkan Anda berpikir bhw diri Anda lah yang sedang mengendalikan dan secara gaib sedang menciptakan pemikiran-pemikiran tersebut — itu semua sampai Anda siap untuk keadaan kesadaran-diri, maka Paramatma mulai mengungkap sifat sejati pikiran sebagai paramatma-antaryami — yakni Tuhan yang ada di dalam diri kita:

Śrīmad Bhāgavatam 3.26.28:

yad vidur hy aniruddhākhyaḿ
hṛṣīkāṇām adhīśvaram
śāradendīvara-śyāmaḿ
saḿrādhyaḿ yogibhiḥ śanaiḥ


Pikiran makhluk hidup dikenal dengan nama Sri Aniruddha, pengendali tertinggi indera-indera. Dia memiliki wujud berwarna hitam kebiru-biruan bagaikan sekuntum bunga padma yang mekar pada musim gugur. Dia ditemukan secara perlahan-lahan oleh para yogi. (Aniruddha adalah nama lain Paramatma)

Bhagavad-gita 15.15:

sarvasya cāhaḿ hṛdi sanniviṣṭo
mattaḥ smṛtir jñānam apohanaḿ ca

Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk. Ingatan, pengetahuan dan pelupaan berasal dariku…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar