Rabu, 21 September 2011

Energi dan Sumber/Pemilik Energi

Tuhan tidaklah menyisih/berada terpisah dari dunia ini. Karma hanyalah salah satu aspek dunia ini, dimana Tuhan terlibat secara dekat sekali dalam segala aspek dunia kita. Barangkali alam bekerja menurut hukum-hukum, namun segala sesuatu yang berlangsung di alam terliputi oleh Tuhan, tersusun atas Tuhan, dan dikendalikan oleh Tuhan. Karma tidaklah bekerja secara otomatis ibarat mesin yang bekerja dengan sendirinya, melainkan ia membutuhkan sebuah kesadaran dan kendali untuk membuatnya berfungsi pada setiap detik.

Di dalam karya yang berjudul Jaiva Dharma, Srila Bhaktivinoda Thakura menyatakan bahwa Krishna adalah shaktiman maupun shakti, yakni bahwa Tuhan adalah energi dan juga pengendali dari energi yang sama itu sendiri, dan bahwa shakti tidak bisa ada tanpa shaktiman sebab shakti dan shaktiman adalah satu substansi—manakala ada shakti maka di sana ada shaktiman. Aspek pengendalian Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan aspek energi Tuhan. Analogi yang sering digunakan di dalam Vedanta adalah api: tidak mungkin ada api yang tanpa disertai panas dan cahaya. Api itu sendiri adalah aspek yang mengendalikan sementara panas dan cahaya adalah aspek energi dari api itu.

Apa yang hendak dikemukakan oleh Srila Bhaktivinoda Thakura adalah bahwa setiap gerakan kita dan setiap pemikiran kita adalah bergantung pada kemampuan Tuhan untuk melakukannya bagi kita sebab kita tidak memiliki kemampuan bawaan untuk melakukan apa pun dengan kekuatan kita sendiri. Shaktiman adalah pemilik shakti, atau aspek yang mengendalikan shakti tersebut. Beliau menggunakan analogi tentang seseorang yang menggerakkan badannya, untuk mengajarkan tentang sifat dari shaktiman dan shakti: badan diibaratkan sebagai shakti, atau energi; dan pribadi yang berada di dalam badan dibaratkan sebagai shaktiman, atau pengendali energi tersebut. Ketika badan bergerak kita tidak akan berkata "badan orang itu bergerak" melainkan kita akan berkata "orang itu bergerak."

Alam ini berfungsi layaknya sebuah mesin, namun cara berfungsinya adalah layaknya bagaimana sebuah mobil berfungsi—yakni bahwa ia memerlukan seorang pengemudi, atau seseorang yang mengendalikannya. Visvanatha Chakravarti Thakura mengibaratkan kita sebagai wayang:

"Kitab-kitab Sruti juga menyatakan: 'Sri Narayana meliputi segala yang dilihat dan didengar di jagat raya ini, segala yang ada di dalam maupun di luarnya.' Dari pernyataan Veda ini ditegakkan bahwa Isvara (Tuhan) berada di hati sebagai Antaryami. Apa yang Dia lakukan di sana? Menjawab pertanyaan ini, Sri Bhagavan bersabda, 'Dia membuat semua jiva mengembara di dunia material ini melalui maya-sakti-Nya, menyibukkan mereka dalam berbagai kegiatan.' Seperti halnya seorang dalang menggerakkan wayang-wayang, demikian pula maya mengendalikan semua jiva dengan cara yang khusus dan tertentu.

Maya-shakti tidak berfungsi sebagai sebuah kesadaran yang terpisah dari Krishna: maya adalah energi, Krishna adalah kesadaran yang mengendalikan energi tersebut. Contoh yang digunakan oleh Bhaktivinoda Thakura dapat kembali digunakan yakni tentang seseorang dan badannya. Mungkin kita mengatakan bahwa badan sedang bergerak, namun sesungguhnya yang kita maksud adalah bahwa orang itulah yang sedang menggerakkan badannya, dan badan tidaklah merupakan sesuatu yang bisa bergerak dengan sendirinya. Demikian pula, sebagaimana Bhaktivinoda Thakura menyatakan, shakti tidak bisa bergerak ataupun melakukan segala sesuatu tanpa adanya kekuatan yang menggerakkannya. Shakti tidak memiliki kebebasan tersendiri yang terpisah dari Krishna. Krishna adalah kehendak yang menggerakkan tersebut, aspek pengendali yang inheren berada dalam shakti tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar