Selasa, 29 Mei 2012

Menyederhanakan Persoalan: Hare Krishna Hindu atau Bukan?

Kalau definisi kita tentang agama Hindu adalah mereka yang menjadikan Veda sebagai pedoman, menjadikan Resi Vyasa sebagai "nabi", dan Bharata-varsa (India) sebagai tempat suci untuk tirta-yatra, maka Hare Krishna tentu saja adalah Hindu. Terlebih bahwa di Indonesia Hare Krishna sudah berlindung dan diterima di bawah PHDI. Apalagi yg membuat ragu? :-) 

Ini adalah jika kita bicara tentang identitas/sebutan-sebutan atau julukan-julukan, yang difungsikan sebagai identitas untuk kehidupan sosial kemasyarakatan kita di tengah pluralitas ajaran keagamaan. Namun perlu juga setiap insan/ manusia bisa sampai pada pemahaman-pemahaman lebih lanjut untuk diri pribadinya sendiri tentang hakikat kehidupan, yang akhirnya akan mengarah kepada pembelajaran tentang hakikat sejati atau identitas sejati diri kita sebagai roh/jiwa/atma. Dalam keadaan kesadaran sebagai jiwa tersebut, maka sebutan-sebutan yg terkait dengan badan, seperti orang Hindu, orang Muslim, orang Kristen dsbnya itu akan lebur, atau tidak lagi menjadi sekat-sekat yang membedakan. 

Pembelajaran seperti inilah yang sesungguhnya ingin dikedepankan oleh perkumpulan kesadaran Krishna atau Hare Krishna yang didirikan oleh Srila Prabhupada. Dan pembelajaran seperti ini adalah hak setiap orang terlepas dari identitas lahiriahnya. Maka dari itulah Hare Krishna ini juga terbuka untuk umat dari agama mana pun bila memang mereka tertarik.

Artinya, ada level/tingkatan yg berbeda di mana hal ini hendaknya diposisikan. Pada level kehidupan sosial kemasyarakatan sebagaimana saya sudah sebutkan di atas, mau bagaimana pun menolaknya Hare Krishna ini tidak bisa disangkal adalah Hindu, karena kitab suci yang menjadi pedomannya adalah Veda. Sementara pada level pencarian spiritual masing-masing individu, istilah-istilah atau sebutan-sebutan Hindu, Muslim, Kristen, dsb itu tidaklah diperlukan, dan malah bisa menjadi penghalang bagi perkembangan spiritual seseorang jika ia terlalu melekat atau menyamakan dirinya dengan sebutan-sebutan tersebut.

Inilah sebabnya mengapa kita akan bisa menemukan pernyataan-pernyataan yang seolah-olah kontradiktif/bertentangan seperti itu dari Srila Prabhupada. Namun dengan kerangka pemahaman seperti uraian saya di atas, semoga kita akan bisa untuk tidak lagi melihat hal itu sebagai sesuatu yang bertentangan.